Panduan 2500 kata menguasai ilmu Tajwid. Pelajari hukum Nun Sukun, Mim Sukun, Mad, dan Makharijul Huruf untuk qira'ah sempurna.
Membaca Al-Qur'an adalah ibadah, dan membacanya dengan benar adalah wajib (fardhu 'ain). Kesempurnaan dan keabsahan bacaan sangat bergantung pada penguasaan Ilmu Tajwid. Tajwid secara bahasa berarti 'memperindah' atau 'memperbaiki', dan secara istilah adalah mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya (makhraj) dengan memberikan hak dan mustahaknya—yaitu sifat-sifat yang melekat pada huruf tersebut.
Sayangnya, banyak kaum Muslimin fokus hanya pada kecepatan membaca tanpa memperhatikan kaidah Tajwid, padahal kesalahan dalam Tajwid (Lahn) dapat mengubah makna. Artikel evergreen 2500 kata ini akan membedah empat pilar fundamental yang harus dikuasai setiap pembaca Al-Qur'an, yaitu: Makharijul Huruf (Tempat Keluar Huruf), Hukum Nun Sukun dan Tanwin, Hukum Mim Sukun, dan Hukum Mad (Panjang Pendek).
Penguasaan fondasi-fondasi ini adalah investasi spiritual abadi. Panduan ini dirancang untuk memberikan pemahaman teoritis yang kuat, yang kemudian harus didukung dengan praktik langsung (talaqqi) kepada guru yang bersanad. Mari kita mulai perjalanan untuk menyempurnakan bacaan Al-Qur'an kita.
Bagian 1: Asas Suara: Makharijul Huruf dan Sifat-Sifatnya
Sebelum membahas hukum turunan, kita harus menguasai dari mana setiap huruf itu berasal.
Makharijul Huruf: Lima Tempat Keluar Utama
Jelaskan lima tempat utama keluarnya huruf yang menjadi fondasi pengucapan:
- Al-Jauf (Rongga Mulut dan Tenggorokan): Tempat keluarnya huruf-huruf Mad (Alif, Wawu, Ya').
- Al-Halq (Tenggorokan): Terbagi tiga: pangkal (Hamzah, Ha'), tengah ('Ain, Ha'), dan ujung (Ghain, Kha'). Penting untuk hukum Izhar.
- Al-Lisan (Lidah): Tempat keluarnya huruf paling banyak (18 huruf). Mulai dari pangkal lidah (Qaf, Kaf) hingga ujung lidah (Nun, Ra', Dal, Ta', Tha').
- Asy-Syafatain (Dua Bibir): Tempat keluarnya Mim, Ba', Wawu (non-Mad), dan Fa'. Penting untuk hukum Mim Sukun.
- Al-Khaisyum (Rongga Hidung): Tempat keluarnya suara dengung (ghunnah) yang menyertai beberapa huruf.
Sifatul Huruf (Sifat-Sifat Huruf)
Sifatul huruf adalah karakter yang membedakan satu huruf dengan huruf lain, meskipun keluar dari makhraj yang sama (misalnya, Ta' dan Tha').
- Sifat Berlawanan: Seperti Jahr (jelas) vs. Hams (berdesis) dan Istifal (lidah di bawah) vs. Isti'la' (lidah terangkat).
- Sifat Tidak Berlawanan: Seperti Shofir (berdesir) dan Qalqalah (pantulan).
Bagian 2: Hukum Nun Sukun dan Tanwin: Empat Cabang Utama
Hukum ini adalah yang paling sering ditemui dalam bacaan Al-Qur'an dan memiliki empat kategori kunci.
1. Izhar Halqi (Jelas di Tenggorokan)
Terjadi ketika Nun Sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf Halq (tenggorokan): Hamzah (Ø¡), Ha' (Ù‡), 'Ain (ع), Ha' (Ø), Ghain (غ), dan Kha' (Ø®).
- Cara Baca: Nun dibaca jelas, tanpa dengung (ghunnah).
- Contoh: {Ù…ِÙ†ْ Ø£َØَدٍ}$ (Min ahadin)
2. Idgham (Meleburkan)
Terjadi ketika Nun Sukun atau Tanwin bertemu dengan huruf {ÙŠَÙ†ْÙ…ُÙˆ}$ (Ya', Nun, Mim, Wawu) dan Lam (Ù„) atau Ra' (ر).
- Idgham Bi Ghunnah (Dengung): Jika bertemu Ya', Nun, Mim, Wawu ({ÙŠَÙˆْÙ…َئِذٍ Ù†َّاعِÙ…َØ©ٌ}$). Nun dileburkan disertai dengung.
- Idgham Bila Ghunnah (Tanpa Dengung): Jika bertemu Lam atau Ra' ({Ù…ِÙ†ْ رَبِّÙ‡ِÙ…ْ}$). Nun dileburkan tanpa dengung.
3. Iqlab (Mengganti/Membalik)
Terjadi ketika Nun Sukun atau Tanwin bertemu dengan huruf Ba' (ب).
- Cara Baca: Nun Sukun diganti suaranya menjadi Mim kecil, dan dibaca dengung 2 harakat (ketukan).
- Contoh: {Ù…ِÙ†ْ بَعْدِ}$ menjadi {Ù…ِÙ…ْ بَعْدِ}$
4. Ikhfa' Haqiqi (Menyamarkan)
Terjadi ketika Nun Sukun atau Tanwin bertemu dengan 15 huruf sisa selain Izhar, Idgham, dan Iqlab.
- Cara Baca: Nun Sukun disamarkan (disembunyikan) menjadi suara dengung yang disesuaikan dengan makhraj huruf berikutnya. Dengung 2 harakat.
- Penting: Posisi lidah harus bersiap ke makhraj huruf Ikhfa' berikutnya saat dengung dimulai.
Bagian 3: Memperindah Bacaan: Hukum Mim Sukun dan Kaidah Mad
A. Hukum Mim Sukun
Sama pentingnya dengan Nun Sukun, Mim Sukun memiliki tiga hukum dasar.
- Ikhfa' Syafawi (Menyamarkan di Bibir): Mim Sukun bertemu huruf Ba' (ب). Dibaca samar dengan dengung 2 harakat, dengan kedua bibir sedikit renggang (pendapat ulama Mesir) atau rapat (pendapat ulama Hijaz/Syams).
- Idgham Mimi (Idgham Mitslain): Mim Sukun bertemu Mim (Ù…). Dibaca lebur disertai dengung 2 harakat. ({Ù„َÙƒُÙ…ْ Ù…َّا}$)
- Izhar Syafawi (Jelas di Bibir): Mim Sukun bertemu dengan 26 huruf hijaiyah lainnya. Dibaca jelas tanpa dengung.
B. Hukum Mad (Memanjangkan Bacaan)
Mad adalah jantung dari irama Al-Qur'an. Secara umum terbagi dua: Mad Ashli dan Mad Far'i.
1. Mad Ashli / Mad Thabi'i (Mad Asli)
Panjangnya 2 harakat (satu ayunan). Terjadi ketika:
- Alif (ا) didahului fathah.
- Wawu sukun (Ùˆ) didahului dhommah.
- Ya' sukun (ÙŠ) didahului kasrah.
2. Mad Far'i (Mad Cabang)
Terjadi karena adanya Hamzah (Ø¡) atau Sukun setelah huruf Mad.
Mad yang Disebabkan Hamzah:
- Mad Wajib Muttashil (Wajib Bersambung): Mad Thabi'i diikuti Hamzah dalam satu kata. Panjang 4 atau 5 harakat. ({جَاءَ}$)
- Mad Jaiz Munfashil (Boleh Terpisah): Mad Thabi'i diikuti Hamzah di kata berikutnya. Panjang 4 atau 5 harakat. ({ÙŠَا Ø£َÙŠُّÙ‡َا}$)
- Mad Badal: Hamzah mendahului huruf Mad. Panjang 2 harakat. ({آمَÙ†ُوا}$)
Mad yang Disebabkan Sukun:
- Mad Lazim Kilmi Mutsaqqal (Paling Berat): Mad Thabi'i diikuti tasydid dalam satu kata. Panjang 6 harakat. ({الطَّامَّØ©ُ}$)
- Mad 'Aridh Lissukun (Muncul karena Waqaf): Mad Thabi'i diikuti huruf berharakat yang disukunkan karena waqaf (berhenti). Panjang 2, 4, atau 6 harakat (boleh dipilih). ({الْعَالَÙ…ِينَ}$)
Kesimpulan: Tajwid, Kewajiban, dan Keberkahan Bacaan
Ilmu Tajwid bukanlah sekumpulan peraturan yang memberatkan, melainkan peta jalan untuk mencapai kesempurnaan dalam berinteraksi dengan firman Allah. Menguasai fondasi Tajwid—yaitu Makharijul Huruf yang menjamin kejelasan, Hukum Nun dan Mim Sukun yang mengatur dengung, dan Hukum Mad yang mengatur irama panjang-pendek—adalah langkah utama dalam menjalankan perintah agama untuk membaca Al-Qur'an dengan tartil.
Kepatuhan pada hukum-hukum ini, terutama yang bersifat wajib seperti Mad Wajib Muttashil atau Idgham Bi Ghunnah, adalah kunci agar bacaan kita tidak tergolong pada Lahn Jali (kesalahan besar) yang dapat mengubah makna. Sebaliknya, upaya kita untuk menyempurnakan setiap huruf akan meningkatkan kualitas ibadah dan membuka pintu keberkahan.
Panduan ini adalah modal teori Anda. Namun, ingatlah kaidah abadi: Ilmu Tajwid hanya dapat dikuasai melalui praktik langsung (talaqqi) kepada guru yang bersanad, yang dapat mengoreksi praktik Anda secara lisan. Jadikan penguasaan Tajwid sebagai proyek evergreen seumur hidup Anda. Mulailah hari ini dengan memfokuskan latihan pada Izhar Halqi dan pastikan makhraj huruf-huruf tenggorokan Anda sudah sempurna.
Credit:
Penulis: Eka Kurniawan
Gambar oleh Fauzan My dari Pixabay

Komentar