Pelajari lima aspek utama tajwid dalam Al-Qur'an: makharijul huruf, sifat huruf, harakat, mad, dan ikhfa untuk bacaan yang tepat.
Tajwid adalah ilmu yang mempelajari cara membaca Al-Qur'an dengan benar sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Ilmu ini sangat penting bagi umat Islam karena membaca Al-Qur'an dengan tajwid yang benar merupakan bentuk penghormatan dan pengamalan yang sesuai dengan ajaran Islam. Tajwid melibatkan berbagai aturan yang berkaitan dengan pelafalan huruf, panjang pendek bacaan, dan pengaturan intonasi saat membaca Al-Qur'an. Dalam praktiknya, terdapat lima aspek utama dalam tajwid yang perlu dipahami dengan baik. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai lima aspek tajwid yang penting untuk diketahui.
Makharijul Huruf (Tempat Keluarnya Huruf)
Makharijul huruf merujuk pada tempat keluarnya huruf dari mulut saat membaca Al-Qur'an. Memahami makharijul huruf sangat penting untuk memastikan bahwa setiap huruf dibaca dengan benar sesuai dengan tempat keluarnya. Makharijul huruf dibagi menjadi beberapa kategori, berdasarkan bagian-bagian mulut dan tenggorokan yang digunakan saat melafalkan huruf-huruf Arab. Berikut adalah beberapa makharijul huruf yang perlu diketahui:
Huruf dari Tenggorokan
Beberapa huruf dikeluarkan dari tenggorokan, seperti huruf ع (ain), ه (ha), dan غ (ghain). Untuk melafalkan huruf-huruf ini, kita perlu memposisikan tenggorokan dengan benar untuk menghasilkan suara yang tepat.
Huruf dari Lidah
Huruf-huruf yang keluar dari lidah termasuk ت (ta), د (dal), dan ص (saad). Posisi lidah harus tepat untuk menghasilkan bunyi huruf yang diinginkan. Misalnya, huruf ت diucapkan dengan ujung lidah menyentuh gigi depan.
Huruf dari Bibir
Beberapa huruf dikeluarkan dari bibir, seperti ب (ba), ف (fa), dan م (meem). Bunyi huruf-huruf ini dihasilkan dengan menggabungkan bibir secara tepat.
Memahami makharijul huruf membantu pembaca Al-Qur'an untuk menghindari kesalahan pelafalan dan memastikan bahwa setiap huruf dibaca dengan cara yang benar.
Sifat Huruf (Ciri-ciri Huruf)
Sifat huruf merujuk pada ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh setiap huruf dalam bahasa Arab. Sifat huruf ini mempengaruhi cara pengucapan huruf dan intonasi dalam bacaan Al-Qur'an. Ada beberapa sifat huruf yang penting untuk dipahami:
Sifat Hams (Hemisferik)
Huruf dengan sifat hams diucapkan dengan suara lembut dan tidak memiliki tekanan. Contoh huruf hams adalah ف (fa), ث (tha), dan س (sin). Sifat hams membuat huruf-huruf ini terasa lebih ringan saat diucapkan.
Sifat Jahr (Tekanan)
Sebaliknya, huruf dengan sifat jahr diucapkan dengan tekanan dan suara yang lebih keras. Contoh huruf jahr adalah ب (ba), ج (jim), dan د (dal). Sifat jahr memberikan kesan kekuatan pada huruf-huruf ini.
Sifat Qalqalah (Gema)
Sifat qalqalah merujuk pada gema atau getaran yang terjadi saat melafalkan huruf-huruf tertentu. Huruf-huruf yang memiliki sifat qalqalah adalah ق (qaf), ط (ta), dan ب (ba). Saat melafalkan huruf-huruf ini, terdengar seperti ada getaran di dalam mulut.
Sifat Idgham (Penggabungan)
Idgham adalah sifat di mana dua huruf bertemu dan digabungkan dalam pengucapannya. Contoh huruf dengan sifat idgham termasuk ل (lam) dan ر (ra). Penggabungan huruf ini mempengaruhi bagaimana huruf-huruf tersebut terdengar saat dibaca.
Sifat Izhar (Pengucapan Jelas)
Sifat izhar berarti pengucapan huruf dilakukan dengan jelas dan tidak ada penggabungan atau perubahan suara. Huruf dengan sifat izhar termasuk أ (alif) dan هـ (ha). Sifat izhar memastikan bahwa huruf-huruf ini diucapkan dengan jelas tanpa ada penambahan suara lain.
Harakat (Tanda Bacaan)
Harakat adalah tanda baca yang digunakan dalam tulisan Arab untuk menunjukkan vokal dan intonasi saat membaca. Harakat membantu pembaca untuk melafalkan huruf dengan benar dan mempengaruhi makna kata. Ada beberapa jenis harakat yang penting untuk dipahami:
Fathah (Tanda Atas)
Fathah adalah tanda baca berupa garis pendek di atas huruf yang menunjukkan vokal a. Misalnya, pada huruf ب (ba) dengan tanda fathah, diucapkan sebagai ba.
Kasrah (Tanda Bawah)
Kasrah adalah tanda baca berupa garis pendek di bawah huruf yang menunjukkan vokal i. Misalnya, pada huruf ب (ba) dengan tanda kasrah, diucapkan sebagai bi.
Dhammah (Tanda Depan)
Dhammah adalah tanda baca berupa huruf u di atas huruf yang menunjukkan vokal u. Misalnya, pada huruf ب (ba) dengan tanda dhammah, diucapkan sebagai bu.
Sukun (Tanda Diam)
Sukun adalah tanda baca yang menunjukkan bahwa huruf tersebut tidak diucapkan dengan vokal dan harus berhenti di tempatnya. Misalnya, pada huruf ب (ba) dengan tanda sukun, diucapkan sebagai b.
Tanwin (Tanda Dua)
Tanwin adalah tanda baca berupa huruf n di akhir kata yang menunjukkan vokal an, in, atau un. Tanwin digunakan dalam bahasa Arab untuk menunjukkan kasus akhir dari kata.
Memahami harakat sangat penting untuk memastikan bahwa bacaan Al-Qur'an sesuai dengan aturan tajwid dan makna kata tidak berubah.
Mad (Panjang Bacaan)
Mad merujuk pada aturan panjang pendek bacaan dalam Al-Qur'an. Ada beberapa jenis mad yang perlu diperhatikan saat membaca Al-Qur'an, masing-masing dengan aturan panjang bacaan yang berbeda:
Mad Thabi'i (Panjang Biasa)
Mad thabi'i adalah panjang bacaan yang mengikuti aturan normal dan tidak memerlukan tambahan. Biasanya, panjang bacaan mad thabi'i adalah dua harakat. Misalnya, pada kata قَالَ (qāla), bacaan qā adalah mad thabi'i.
Mad Jaiz Munfasil (Panjang Diperbolehkan Terpisah)
Mad jaiz munfasil adalah panjang bacaan yang diperbolehkan ketika huruf mad terpisah dari huruf sebelumnya oleh tanda waqaf (berhenti). Panjang bacaan mad ini adalah empat harakat. Contoh penggunaan mad jaiz munfasil dapat ditemukan dalam kata-kata seperti الرحمن (ar-rahmān).
Mad Wajib Muttasil (Panjang Wajib Terhubung)
Mad wajib muttasil adalah panjang bacaan yang wajib dilakukan ketika huruf mad terhubung langsung dengan huruf hamzah. Panjang bacaan mad ini adalah empat harakat. Misalnya, pada kata آمَنَ (āmana), bacaan ām adalah mad wajib muttasil.
Mad Arid Lissukun (Panjang Karena Berhenti)
Mad arid lissukun adalah panjang bacaan yang dilakukan ketika huruf mad diikuti oleh tanda sukun akibat berhenti. Panjang bacaan mad ini adalah dua atau empat harakat. Contoh dari mad arid lissukun adalah pada kata الْحَكَمُ (al-ḥakam).
Mad Lin (Panjang karena Kelonggaran)
Mad lin adalah panjang bacaan yang biasanya dilakukan untuk memberi kelonggaran dalam bacaan. Panjang bacaan mad lin adalah dua harakat. Misalnya, pada kata قَارُونَ (qārūn).
Ikhfa (Pengucapan Tersembunyi)
Ikhfa adalah aturan tajwid yang mengatur cara melafalkan huruf-huruf tertentu dengan cara tersembunyi atau samar. Ikhfa biasanya terjadi ketika huruf nun (ن) atau tanwin diikuti oleh huruf tertentu yang memerlukan pengucapan samar. Ada beberapa huruf ikhfa yang perlu diketahui:
Huruf Ikhfa
Huruf ikhfa yang perlu diperhatikan dalam tajwid adalah ج (jim), ش (sheen), س (sin), ص (saad), dan ض (daad). Ketika huruf nun atau tanwin diikuti oleh huruf-huruf ini, bunyi nun atau tanwin harus diucapkan dengan cara samar.
Contoh Ikhfa
Contoh ikhfa dapat ditemukan dalam kata-kata seperti مَنْ شَاءَ (man shā’a), di mana bunyi nun pada مَنْ harus diucapkan dengan cara samar karena diikuti oleh huruf ش (sheen).
Tujuan Ikhfa
Tujuan dari ikhfa adalah untuk memberikan kelancaran dalam bacaan dan menghindari pengulangan atau kesalahan pelafalan huruf yang sama. Ikhfa membantu pembaca Al-Qur'an untuk menjaga kejelasan bacaan tanpa mengganggu ritme dan intonasi.
Credit :
Penulis : Narisha A
Gambar Ilustras :Canva



Komentar