Hukum Tajwid Apa Saja? Ilmu tajwid adalah salah satu ilmu penting dalam Islam, terutama dalam konteks membaca Al-Qur'an. Tajwid b...
Hukum Tajwid Apa Saja?
Ilmu tajwid adalah salah satu ilmu penting dalam Islam, terutama dalam konteks membaca Al-Qur'an. Tajwid berasal dari kata "jawwada" yang berarti memperindah atau memperbagus. Dalam hal ini, tajwid mengacu pada aturan-aturan tertentu yang harus diikuti agar bacaan Al-Qur'an menjadi benar dan indah. Penerapan tajwid tidak hanya penting untuk keindahan bacaan, tetapi juga untuk menjaga makna ayat-ayat Al-Qur'an. Kesalahan dalam tajwid bisa mengubah makna suatu ayat, oleh karena itu memahami hukum-hukum tajwid adalah hal yang sangat penting bagi setiap Muslim.
Hukum Bacaan Nun Sukun dan Tanwin
Izhar Halqi: Izhar secara bahasa berarti jelas atau terang. Dalam ilmu tajwid, izhar terjadi ketika nun sukun (نْ) atau tanwin bertemu dengan salah satu dari enam huruf tenggorokan yaitu: ء (hamzah), ه (ha), ع (ain), ح (ha), غ (ghain), dan خ (kha). Pada keadaan ini, nun sukun atau tanwin dibaca jelas tanpa dengung. Contoh dalam Al-Qur'an bisa ditemukan dalam surah Al-Fatihah: اَنْعَمْتَ (an'amta).
Idgham: Idgham secara bahasa berarti memasukkan. Dalam tajwid, idgham adalah peleburan suara nun sukun atau tanwin ke dalam huruf yang mengikutinya. Ada dua jenis idgham:
Idgham Bighunnah (Dengan Dengung): Terjadi ketika nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu dari empat huruf yaitu: ي (ya), ن (nun), م (mim), dan و (waw). Pada idgham ini, bacaan nun sukun atau tanwin dilebur dengan dengungan. Contoh: مَن يَعْمَلْ (man ya'mal).
Idgham Bilaghunnah (Tanpa Dengung): Terjadi ketika nun sukun atau tanwin bertemu dengan ل (lam) atau ر (ra). Pada idgham ini, bacaan dilebur tanpa dengung. Contoh: مِنْ رَبِّهِمْ (min rabbihim). Iqlab: Iqlab secara bahasa berarti mengganti. Dalam tajwid, iqlab adalah perubahan nun sukun atau tanwin menjadi م (mim) ketika bertemu dengan ب (ba). Proses ini disertai dengan dengung. Contoh: مِن بَعْدِ (min ba'di) dibaca menjadi [mim] dengan dengung.
Ikhfa: Ikhfa secara bahasa berarti menyamarkan. Dalam tajwid, ikhfa terjadi ketika nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu dari 15 huruf ikhfa yaitu: ت (ta), ث (tsa), ج (jim), د (dal), ذ (dhal), ز (zai), س (sin), ش (syin), ص (sad), ض (dhad), ط (tha), ظ (zha), ف (fa), ق (qaf), dan ك (kaf). Pada keadaan ini, nun sukun atau tanwin dibaca samar-samar dengan dengung. Contoh: مِنْ ثَمَرَاتٍ (min thamaratin).
Hukum Bacaan Mim Sukun
Ikhfa Syafawi: Ikhfa Syafawi terjadi ketika mim sukun (مْ) bertemu dengan ب (ba). Pada keadaan ini, mim sukun dibaca samar-samar dengan dengung. Contoh: اَلَمْ تَرَ (alam tara).
Idgham Mimi: Idgham Mimi atau Idgham Mitslain terjadi ketika mim sukun bertemu dengan mim (م). Pada keadaan ini, mim sukun dilebur ke dalam mim dengan dengung. Contoh: اِذْ هُم مَّعَهُ (idh hum ma'ahu).
Izhar Syafawi: Izhar Syafawi terjadi ketika mim sukun bertemu dengan huruf selain ب (ba) dan م (mim). Pada keadaan ini, mim sukun dibaca jelas tanpa dengung. Contoh: اَلَمْ تَرَ (alam tara).
Hukum Bacaan Mad
Mad Thabi'i (Mad Asli): Mad Thabi'i adalah pemanjangan suara selama dua harakat pada huruf mad yaitu: ا (alif) setelah fathah, ي (ya) setelah kasrah, dan و (waw) setelah dammah. Contoh: قَالَ (qaala).
Mad Wajib Muttasil: Mad Wajib Muttasil adalah pemanjangan suara lebih dari dua harakat (empat hingga lima harakat) ketika huruf mad bertemu dengan hamzah dalam satu kata. Contoh: جَاءَ (jaa'a).
Mad Jaiz Munfasil: Mad Jaiz Munfasil adalah pemanjangan suara lebih dari dua harakat (empat hingga lima harakat) ketika huruf mad bertemu dengan hamzah dalam kata yang berbeda. Contoh: فِي أَيَّامٍ (fii ayyaamin).
Mad 'Aridh Lissukun: Mad 'Aridh Lissukun adalah pemanjangan suara lebih dari dua harakat (dua, empat, atau enam harakat) ketika huruf mad bertemu dengan huruf yang mati karena waqaf (berhenti). Contoh: الْحَمْدُ لِلَّهِ (alhamdu lillaah).
Mad Badal: Mad Badal terjadi ketika ada huruf mad yang sebelumnya terdapat hamzah di depannya. Pemanjangan suara ini adalah dua harakat. Contoh: آمَنُوا (aamanuu).
Mad Tamkin: Mad Tamkin terjadi ketika ada dua ya' yang salah satunya bertasydid. Pemanjangan suara ini adalah dua harakat. Contoh: حَيِّينَ (hayyiina).
Hukum Bacaan Lam
Lam Jalalah: Lam Jalalah merujuk pada lam dalam lafazh jalalah (الله). Hukum bacaan Lam Jalalah dibagi menjadi dua:
Tafkhim: Jika sebelum lam jalalah terdapat fathah atau dammah, maka lam dibaca tebal. Contoh: قَالَ اللهُ (qaala allahu).
Tarqiq: Jika sebelum lam jalalah terdapat kasrah, maka lam dibaca tipis. Contoh: بِسْمِ اللهِ (bismillaahi). Lam Qamariyah: Lam Qamariyah adalah lam yang terdapat dalam kata yang tidak diikuti oleh huruf syamsiyah. Lam ini dibaca jelas. Contoh: الْقَمَرُ (alqamaru).
Lam Syamsiyah: Lam Syamsiyah adalah lam yang terdapat dalam kata yang diikuti oleh huruf syamsiyah. Lam ini tidak dibaca (diidghamkan). Contoh: الشَّمْسُ (asy-syamsu).
Hukum Bacaan Ra
Tafkhim (Tebal): Ra dibaca tebal dalam keadaan berikut:
Ra berharakat fathah atau dammah. Contoh: رَبُّكُمْ (rabbukum). Ra sukun yang sebelumnya berharakat fathah atau dammah. Contoh: قُرْآنٌ (qur'aanun). Ra sukun yang sebelumnya berharakat kasrah aridah dan setelahnya ada huruf isti'la (خ, غ, ص, ض, ط, ظ, ق). Contoh: مِصْرَ (misra).
Tarqiq (Tipis): Ra dibaca tipis dalam keadaan berikut:
Ra berharakat kasrah. Contoh: رِجَالٌ (rijaalun). Ra sukun yang sebelumnya berharakat kasrah asli. Contoh: مِرْيَةٍ (mir'yatin). Pentingnya Memahami Hukum Tajwid Memahami dan menerapkan hukum tajwid adalah bagian penting dari memelihara keaslian dan kesucian bacaan Al-Qur'an. Kesalahan dalam penerapan tajwid dapat mengubah makna ayat dan mengurangi kekhusyukan dalam beribadah. Oleh karena itu, mempelajari hukum tajwid bukan hanya kewajiban, tetapi juga bentuk penghormatan kita terhadap Al-Qur'an.
Kesimpulan
Ilmu tajwid mengandung berbagai hukum yang mengatur cara membaca Al-Qur'an dengan benar dan indah. Mulai dari hukum bacaan nun sukun dan tanwin, mim sukun, mad, lam, hingga ra, setiap hukum memiliki aturan dan cara penerapannya masing-masing. Dengan memahami dan mempraktikkan hukum tajwid, kita tidak hanya menjaga keaslian bacaan Al-Qur'an, tetapi juga meningkatkan kualitas ibadah kita. Semoga artikel ini membantu dalam memperdalam pemahaman tentang hukum tajwid dan memotivasi untuk terus belajar dan mengajarkan ilmu yang mulia ini.
Credit:
Nama pembuat:elvian
Gambar oleh different dari pixabay

Komentar